Kamis, 05 Januari 2017

Belajar Moneter

Aneh US Dolar kok bisa semakin menguat dan konon berdampak pada melemahnya hampir seluruh mata uang internasional terutama wilayah asia? menurutku ini sudah gak wajar...

ini sungguh sangat tidak adil

Perlu di ketahui AS sebagai negara super power ternyata merupakan negara yang memiliki utang terbesar di dunia dengan niai mencapai 18T USD per 2015 dengan GDP (penghasilan total domestik) sekitar 17T USD atau rasio utang terhadap GDP mencapai 102,6% itu artinya jika seluruh pendapatan domestik AS digunakan untuk bayar hutang maka masih menyisakan hutang...alias minus...

Nah bagaimana AS berhutang? AS berutang sebagian besar melalui surat obligasi yag diterbitkan dan ini juga digunakan negara internasional sebagai cadangan Dolar mereka.sebagai keperluan transaksi keuangan internasional.


Lalu siapakah negara2 pemberi utang terbesar kepada AS?


1. China sekitar 1,28T USD
2. Jepang sekitar 1,14T USD
3. Brazil sekitar 256M USD
4. Taiwan sekitar 185M USD
5. Swiss sekitar 178M USD
....masih banyak lagi

Selama kinerja ekonomi US baik itu tidak akan menjadi masalah, namun kiris keuangan yang menerpa US beberapa waktu lalu menyebabkan melemahnya dolar terhadap mata uang internasional...lalu apa yang akan terjadi negera2 internasional akan cenderung melepaskan obligasinya/tidak berminat dengan obligasi US. Maka untuk mengatasi hal itu AS gak akan tinggal diam dilakukan lah pemulihan ekonomi besar-besaran didalam negeri mereka seperti peningkatan pajak dan pemotongan subsidi (ini kayanya juga sedang dipraktekan di Indonsia)

Seiring (sedkit) memulihnya kondisi ekonomi US akhir2 ini maka akhirnya Fed (BI nya AS) menaikan suku bunganya (fed rate)...dampaknya akan merangsang negara2 lain untuk kembali memborong USD termasuk juga surat obligasi AS...di dalam negeri AS sendiri juga mulai kebali memborong.USDnya sebagai invesatasi.

Akibatnya USD di pasaran menjadi semakin langka dan harganyapun semakin naik.... apesnya setiap transaksi intenasional selalu melibatkan USD sebagai standar ukur...

Walhasil Indonesia yg masih unyu2 juga ketiban apes rupiah jadi ikut-ikutan jeblok...

Neraca perdagangan Indonesia meski surplus (tipis) tapi masih sangat didominasi oleh sektor bahan mentah/raw (cilakanya ini juga didominasi asing) bukan produk olahan/ produk industri. Sedangkan produk industri indonesia lebih banyak mengimport (termasuk minyak bumi juga import)...efeknya sektor industri jadi loyo dan bisa kolaps kalo rupiah terus melemah karena biaya operasioal yg meningkat (migas) dan kurs rupiyah yang melemah....sektor industri di indonesia sebagian besar justru untuk pasar domestik bukan eksport...tambah letoy lagi dah (la gak laku)

China sudah sangat menyadari resiko itu dan mulai mendiversifikasi landasan mata uangnya (yuan) dalam bentuk logam mulia dan migas serta eksportnya yg menggurita...so gak jadi masalah

Indonesia sebetulnya bisa saja mencadangkan rupiahnya dalam bentuk logam mulia atau migas.... tapi....ups ladangnya sudah dijual ke freeport, exxon cs yah....ngeces lagi dah...

Eropa yg mencoba melepas belenggu dolar dengan euro sempet kalang kabut akibat ada satu membernya yang 'masuk angin' yang memaksa member lainnya ikut urun nombok yg gak kuat jadi ikutan meriang juga, itu lah penyebab krisis ekonomi eropa 2014 lalu.

Intinya

selama dunia masih bersandar pada dolar dalam melakukan transaksi maka nasib perekonomian suatu bangsa akan saling terkait satu sama lain.

satu-satunya cara untuk mengurangi dampak TSM (terstruktur masif dan sistemik) adalah dengan memperkuat fundamental ekonomi suatu negara.... misal Indonesia adalah negara maritim dan agraris maka yang harus jadi andalan perekonomian ya dari sektor maritim dan agraris... kebetulan Indonesia juga dikaruniai pesona alam yang indah masih bisa juga melalaui sektor pariwisata... atau dengan kata lain melalui pemerataan dan penguatan ekonomi berbasis sumber daya lokal....

Salam Sedulur
Salam Sukses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar